Benteng Kokoh Yang Menyimpan Misteri

    Banyumas ( Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen) memiliki kekayaan ‘wisata sejarah’ yang berlimpah. Untuk menyebut beberapa

contoh: Di Banjarnegara ada situs candi Arjuna (Dieng), di Purbalingga ada petilasan Ardi Lawet (Penusupan Kecamatan Rembang), di Banyumas ada masjid Saka Tunggal (Cikakak) dan ‘kota lama’ (Banyumas), di Cilacap ada Benteng Pendem (di Teluk Penyu).



Van der Wijk nan kokoh - gombong.info
Van der Wijk nan kokoh 

Bagaimana dengan Kebumen? Di daerah ‘ngapak’ paling timur ini ada yang fenomenal dan bernilai sejarah tinggi: Benteng Van der Wijk, yang terletak di kota kecamatan Gombong. Rubrik Obyek Wisata Banyumasan kali ini ingin memberi ruang eksloitasi obyek wisata peninggalan penjajah Belanda ini.

Seperti ditulis Inu (18/04/09 – www.arupadhatuindonesia.com), Zeni militer Belanda membangun Benteng Van der Wijk untuk keperluan logistik saat menghadapi perang Diponegoro pada 1825-1830 (ada yang menyebut dibangun pada 1827). Selanjutnya benteng difungsikan sebagai Pupillen School –sekolah calon militer- untuk anak-anak keturunan Eropa pada 1856. Di tempat ini pula Soeharto pernah menuntut ilmu kemiliteran. Jauh berabad-abad setelah pembangunannya, kini Van der Wijk hadir sebagai tempat wisata gaya baru.

Benteng Van der Wijk disebut juga Benteng Cochius atau Benteng Merah. Benteng berdenah segi delapan ini mempunyai empat pintu utama. Meskipun demikian, pengunjung terbiasa untuk masuk dari pintu di sisi barat daya.

Benteng yang diwarnai merah ini sudah sangat mencolok walau dari jauh. Kontras dengan lingkungan sekitar yang lebih didominasi oleh hijau. Dua tank perang dipajang di kanan dan kiri pintu masuk. Mungkin untuk lebih menekankan kesan “militer” pada benteng. Pintu gerbang dari kayu langsung menyambut dengan ramah. Terlihat masih asli dengan engsel-engsel besi yang sangat kokoh.

Benteng yang terdiri dari dua lantai ini mempunyai banyak ruangan. Setiap ruangan memiliki jendela-jendela besar. Beberapa ruangan bahkan mempunyai lantai ubin yang sangat cantik. Mungkin dahulunya digunakan untuk ruangan para petinggi zeni militer Belanda.

Di lantai satu masih dapat dijumpai beberapa ruangan dengan lantai yang tersusun dari bata merah. Pola penyusunan yang sangat apik untuk material bata merah.
Walaupun tidak dipoles dengan plesteran namun hasilnya tetap menarik untuk dinikmati.

Salah satu ruangan yang menggunkan lantai bata merah adalah pos jaga yang biasanya dijumpai di kanan dan kiri pintu gerbang di bawah tangga.
Beranjak ke lantai dua. Tangga masif yang melengkung mengantar pengunjung pada ruangan-ruangan di lantai dua Benteng Van der Wijk.

Ruangan-ruangan besar di sini –yang menyerupai aula- mungkin cocok direvitalisasi menjadi sebuah restoran, sementara ruang-ruang berupa kamar akan nyaman bila dijadikan tempat melepas penat untuk semalam dua malam. Saat ini beberapa ruangan besar dijadikan tempat untuk memajang foto-foto figur pahlawan nasional.

Melongok melalui rangka-rangka jendela seperti berada di belahan dunia lain. Sejauh mata memandang hanya didapati jendela-jendela yang terperangkap dalam merahnya dinding benteng.

Dan itu cukup membuat pengunjung terpukau.
Sebagian besar dinding ruangan di dalam benteng ditumbuhi lumut. Mungkin karena air yang merembes dari atap sehingga lumut dapat tumbuh subur pada dinding ruangan.
Tank di Van der Wijk - pemburufotoalamTank di Van der Wijk 

Salah satu hal yang membuat penasaran untuk berkunjung ke Van der Wijk adalah wahana kereta di atas benteng. Konon, kita dapat melihat lingkungan sekitar ala “bird eye view” dengan kereta mini ini.

Ada dua kereta mini di sini. Satu berwarna meriah khas anak-anak dan satu lagi berwarna gelap menonjolkan kesan klasik. Dari kereta ini terlihat jelas, ternyata atap benteng disusun dari bata spesi semen yang membentuk semacam igir-igir pada bukit.

Berderet-deret mengikuti denah segi delapan pada benteng. Sangat indah dipadu dengan panorama sekeliling yang cukup menawan. Susunan atap ini tidak dapat dilihat hanya dari bawah benteng.

sumber : banyumasnews.com

Komentar