Sarang Burung Karangbolong, Sudah Tersohor Sejak Awal Abad 17

    KEBUMEN dikenal memiliki obyek wisata alami. Yang paling tersohor tentu saja Gua Jatijajar, gua yang dipenuhi stalagtit dan stalagmite.

Kemudian Karangbolong, sebuah gua di pinggir pantai selatan, masuk wilayah Kecamatan Gombong, yang kaya akan sarang burung walet atau ‘lawet’. Untuk mengabadikan ‘ikon’ Kebumen ini, maka dibangunlah ‘Tugu Walet’ di tengah kota, yang menjadi ciri khas kota Kebumen.


Kebumen memang dikenal sebagai daerah yang di kelilingi oleh pegunungan kapur dan berudara sejuk serta pemandangan yang rata-rata masih asli.

Keberadaan walet di gua Karangbolong sudah ratusan tahun. Konon, ini bermula dari sejak ditemukan sarang burung walet pada abad ke-17 atau di masa kerajaan Mataram Kartosuro. Kisah penemuan gua sarang burung itu sendiri kemudian melahirkan ritual penduduk sebelum memanen sarang burung.

Menurut cerita yang berkembang secara turun-temurun pada warga masyarakat Karang-bolong, penemuan  sarang burung walet  berawal pada abad 17 ketika permaisuri Raja Mataram mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh.

Oleh karena segala obat dari tabib maupun dukun tidak ada yang berhasil menyembuhkan, raja pun melakukan tapa brata  untuk mencari petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Dalam semedinya itu raja mendapat wangsit bahwa obat yang dapat menyembuhkan permaisuri adalah jamur yang tumbuh pada batu karang di sekitar pantai laut selatan.

Dulu, tiap kali unduhan atau pengambilan sarang walet, bisa mencapai 1 kuintal lebih. Karena itu, sarang burung walet sempat menjadi primadona. Bahkan 10 persen pendapatan asli daerah Kebumen berasal dari sarang walet. Pemanenan dilakukan secara periodic, dan sebelum dilakukan pemanenan diadakan ritual meminta keselamatan.

Lokasi gua yang berada di bibir pantai memang sangat beresiko bagi yang mau memanen sarang burung.

 



Top 10 Award Klik lah gambar logo di samping ini untuk bantu Vote Blog Wangon Atas kerjasamanya kami ucapkan TRIMAKASIH 


Komentar