Aisyah: Banyak Jalan Menuju Roma

Aisyah Nur Kumalasari, siswi kelas 12 IPA 1 SMAN 40 Pademangan, Jakarta Utara

     Menempuh jenjang pendidikan tinggi masih dianggap mahal oleh sebagian orang. Seperti halnya Bogi Saptono (46), yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Boro-boro buat nabung, makan setiap hari saja sudah pas-pasan, nggak terpikir sampai ke situ.

Sebelumnya, tidak pernah terpikir oleh Bogi bisa menyekolahkan putrinya, Aisyah Nur Kumalasari (17), hingga ke jenjang perkuliahan. "Saya bayangkan, kuliah itu biayanya banyak, nggak cukup seribu-dua ribu, butuh dana siap pakai," kata Bogi, saat ditemui di rumahnya, Pademangan Timur VIII, Jakarta Utara, Selasa (6/4/2010).
"Boro-boro buat nabung, makan setiap hari saja sudah pas-pasan, nggak terpikir sampai ke situ," tambah Bogi.

Di benak Bogi, selama ini masuk kuliah membutuhkan biaya hingga puluhan juta rupiah. Bahkan, ia sempat meminta maaf kepada putrinya, Aisyah, yang saat ini duduk di kelas XII, SMA Negeri 40 Pademangan, karena merasa tidak mampu menguliahkan putri sulungnya itu.
Sebaliknya, mengingat kondisi ekonomi keluarganya, Aisyah pun sempat mengurungkan niatnya kuliah. "Apalagi saya dengar, kakaknya teman saya yang kuliah membutuhkan puluhan juta. Saya bandingkan dengan keadaan saya, bapak saya, jadi timbul kekhawatiran. Saya takut, masa depan saya bagaimana, biayanya juga besar sekali. Bapak saya tidak nabung, saya juga belum punya tabungan sebesar itu," kata Aisyah, menimpali.

Namun, Aisyah mengaku tetap berpikir positif dan berprinsip, bahwa banyak jalan menuju Roma, menuju cita-citanya. Hingga akhirnya, atas bantuan sekolahnya, Aisyah diterima di Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) dengan biaya masuk hanya Rp 800 ribu dan Rp 100 ribu untuk biaya per semester.

"Waktu tahu biayanya saya konsultasi dengan bapak. Bapak juga belum punya uang segitu. Tapi, kebetulan saya punya beasiswa dari Yayasan Beasiswa Jakarta, jadi saya ambil. Saya juga kan bayaran lewat BOP berkeadilan, jadi mendapatkan potongan melalui persyaratannya," kisah Aisyah.

Aisyah menambahkan, pihak sekolah pun sangat membantu menguatkan tekadnya berkuliah. "Sekolah sangat berperan, terutama guru Bimbingan Konseling yang banyak memberi informasi beasiswa, kuliah, serta motivasi untuk saya," tuturnya.
Sebelumnya, pihak sekolah SMA Negeri 40 Pademangan mengusahakan Aisyah agar mendapat keringanan membayar biaya masuk UI yang semula mencapai Rp 12 juta. Kini, Aisyah bisa tersenyum bangga.

Komentar