Film Dokumenter "Gigolo Bali" Diprotes


 Denpasar: Film dokumenter tentang pria penghibur atau gigolo di Pantai Kuta, Bali, hingga Ahad (25/4), terus menuai protes dari warga dan tokoh masyarakat Kuta. Menurut mereka, film berjudul Cowboys Paradise ini dinilai tak menyampaikan fakta sebenarnya di lapangan meski fenomena gigolo diakui ada di Kuta. Selain itu, film yang disutradarai Amit Virmani ini juga dianggap menyimpang karena menyebut Kuta sebagai surga wisata seks bagi ribuan turis wanita.


Cuplikan film bisa disaksikan di situs pengunduh video Youtube. Film dibuka dengan salam perkenalan dari seorang pria dewasa yang mengaku berprofesi sebagai gigolo di Kuta. Selain itu, pria berambut panjang serta berkacamata ini juga menawarkan jasanya untuk menemani seorang turis wanita asing selama berlibur di Kuta [baca: Film Dokumenter Gigolo Bali Beredar di Internet].

Terkait keberadaan gigolo di Pantai Kuta, pihak satuan tugas Pantai Kuta menyatakan rutin menggelar razia gigolo. Razia terutama ditujukan kepada gigolo yang merugikan turis dan merusak citra pariwisata Bali.

tentang pekerja seks pria atau yang kerap disebut gigolo di Bali dirilis. Film berjudul Cowboys in Paradise ini besutan Amit Virmani, sutradara yang kini menetap di Singapura.

Dalam situs resmi film dokumenter Cowboys in Paradise, Amit Virmani menyebut hasil karyanya itu merupakan film independen yang mendokumentasikan menggabungkan lembaran-lembaran cerita perdagangan seks pria-pria Bali.

"Setiap tahun, ribuan wanita dari berbagai negara datang ke Bali. Dan banyak dari mereka yang menemukan Koboi Kuta," sebut Amit Virmani dalam preview filmnya.

Dari seluruh perjalanan romantis di dunia, disebutkan dalam situs resminya, Bali merupakan salah satu tujuan utama bagi para wanita pemburu seks.

"Mengapa pria-pria muda itu meminta bayaran untuk melakukan seks? Bagaimana pula si wanita rela untuk membayar? Bagaimana manajemen waktu si pria? Dan yang paling penting, bagaimana keluarga atau istri si pria penjaja seks itu," tulis situs resmi film itu.

Film itu juga menceritakan tentang tipikal pria-pria penjaja seks yang disebut sebagai Koboi Kuta itu. Dalam cuplikannya, film itu memperlihatkan cerita dari masing-masing pria yang diduga penjaja seks.

Ditampilkan pula wawancara dari seorang istri si penjaja seks. Dalam cuplikan itu si istri mengaku tak masalah kalau ada tamu suaminya tidak tidur bersama berhari-hari.
Film ini sudah ditayangkan di ajang DMZ Korean International Documentary Festival. Untuk penayangan di Eropa dan Amerika Utara akan segera diumumkan

Komentar