Paskah, Pameran Pajang Lukisan Lecehkan Muslim

Paskah, Pameran Pajang Lukisan Lecehkan MuslimPaskah seharusnya digunakan sebagai hari suci, justru digunakan untuk menghina Islam. Lukisan melecehkan Islam, baru dicopot beberapa hari kemudian

    --Balai Kota Grenada, Denmark, memutuskan untuk menurunkan sebuah lukisan yang dipajang dalam sebuah pameran Hari Paskah, setelah mendapat keluhan dari para pengunjung.

Sebuah lukisan tergantung dalam pameran itu, gambarnya menampakkan seorang wanita berpakaian Muslim dan berkerudung warna hitam, sedang mengamati lukisan bersama seekor babi. Di bagian belakang kepala wanita itu ada sebuah bom. Sementara lukisan yang ditatapnya  bergambar mirip kartun Nabi Muhammad s.a.w yang mengenakan turban berbentuk bom, seperti yang pernah digambar Kurt Westergaard. Tapi kali ini, wajahnya diganti dengan wajah Westergaard.

Walikota Jan Petersen mengatakan, keputusan tersebut adalah keputusan administratif.

"Tapi saya setuju dengan pertimbangan yang menyatakan bahwa kita tidak memajang gambar di balai kota, yang bagi sebagian orang melukai perasaan relijusnya," kata Petersen.

Pelukisnya, Hans Christian Sorensen, sangat terkejut dengan keputusan itu. Dia menyebut dirinya sebagai seorang humoris dan menyangkal lukisan itu sebagai sebuah provokasi.

"Menurut saya, tidak apa-apa Kurt Westergaard menggambar Muhammad, dan itu bukan masalah untuk lukisan-lukisan saya. Jika ada yang harus marah dengan hal tersebut, maka seharusnya orang itu adalah Kurt Westergaard, atau babi," kilah Sorensen, seperti dikutip Kristeligt Dagblad (9/4).

Menurut Sorensen, ia tidak memahami pihak Balai Kota yang mengatakan menerima keluhan dari pengunjung. Dia telah berpameran selama beberapa hari, dan hanya mendapatkan komentar positif atas lukisan tersebut. Sorensen menyebut lukisannya sureal dan lucu.

"Seni itu harus orisinil dan tidak menjiplak apapun. Kia semua bisa menggambar bunga, tapi itu sudah terlalu banyak. Seni itu harus diperdebatkan, itu poinnya. Itu bedanya antara seni dan dekorasi," kata Sorensen. [di/kd/www.hidayatullah.com]

Komentar