Mitos 16 Desember di Voortrekker



PRETORIA, 
Tanggal 16 Desember amat penting dan keramat buat Monumen Voortrekker. Bahkan, setiap tanggal itu pengunjung monumen itu membludak. Ada apa dengan 16 Desember?

Seperti ditulis sebelumnya, Voortrekker merupakan monumen yang dibangun untuk mengenang perjuangan migrasi para kulit putih di Afrika Selatan (Boer) dalam menghindari kekuasaan Inggris. Dalam perjalanannya, mereka harus bertarung melawan tentara Inggris dan kadang orang lokal. banyak kematian dan kisah pedih yang menyertai perjalanan itu.

Dan, tanggal 16 Desember itu menjadi sangat istimewa. Karena pada tanggal dan bulan itu pada tahun 1938, terjadi perang besar antara kaum Boer dan tentara Inggris, juga penduduk lokal di Blood River. Ratusan bahkan ribuan orang meninggal dunia dan nama-namanya kini diabadikan di dekat monumen tersebut.

Karena tanggal peperangan itu, monumen tersebut mulai dibangun pada 16 Desember 1938. Pembangunan dimulai oleh tiga keturunan pelopor migrasi (Voortrekker). Mereka adalah Nyonya JC Muller (cucu Andries Pretorius), Ny KF Ackerman (cicit Hendrik Potgieter), dan Ny JC Preller (cicit Piet Retief).

Sebagai catatan, monumen itu mulai dibuka untuk umum pada 16 Desember 1949. Nah, tanggal itu akhirnya memunculkan banyak mitos. Menurut beberapa penduduk sekitar, pada tanggal itu sering terjadi hal-hal aneh di monumen tersebut.

Yang paling khas, setiap 16 Desember pada pukul 12.00, matahari tepat di atas monumen tersebut. Sinarnya menembus lubang kubah, kemudian mengarah tepat ke altar yang berada di tengah monumen. Maka, pada pukul 12.00 dan pada tanggal 16 Desember, selalu banyak pengunjung yng ingin menyaksikan sinar matahari menembus lubang kubah dan mengenai tepat di tengah altar di bawahnya.

Altar itu sendiri bernama Cenopath. Secara kasar, cenopath berarti kuburan kosong. Namun, masyarakat sudah telanjur percaya bahwa di bawah Cenopath terdapat puluhan, bahkan ratusan jenasah korban perang dalam masa migrasi. Itu satu mitos lagi yang berkembang seputar Monumen Voortrekker.

Mitos lain, adalah kesamaan hal-hal penting pada 16 Desember. Perang di Blood River, peletakan batu pertama, sampai pembukaan. Banyak yang menilai, pasti ada sesuatu istimewa di hari itu.

Namun, pihak museum menjelaskan, sebenarnya di bawah Cenopath atau altar itu tak ada mayat sama sekali. Oleh karena itu diberi nama Cenopath yang berarti makam kosong Ini untuk membantah anggapan masyarakat bahwa di bawahnya banyak terdapat jenazah para korban perang di River Blood.

Hanya, Cenopath menjadi simbol berkah Tuhan kepada para pejuang migrasi yang disebut Voortrekker (Perjalanan Hebat) itu. Sinar yang menembus ke altar pada 16 Desember merupakan simbol lain berkah Tuhan.
Ini juga berubah menjadi mitos baru. Masyarakat percaya, jika pada tanggal 16 Desember berada di dekat altar itu dan menyaksikan sinar matahari menembus kubah dan menabrak altar, maka akan mendapat banyak berkah.


http://travel.kompas.com/read/2010/06/15/0334039/Mitos.16.Desember.di.Voortrekker-14

Komentar